Pengertian Demografi
Arti Dan Ruang Lingkup Demografi
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia edisi Balai Pustaka,
Demografi berarti ilmu kependudukan: ilmu tentang susunan, dan
pertumbuhan penduduk; ilmu yang memberikan uraian atau lukisan berupa
statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik.
Demografi berasal dari kata demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien berarti mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu Negara atau wilayah.
Istilah demografi pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli statistic Perancis yang bernama Archile Guillard.
Dalam kertas kerjanya berjudul “Elements do statistique Humaine au
demographie Compare” tahun 1855, sehingga beberapa sarjana demografi
pada decade berikutnya mengatakan pengertian demografi dengan lebih
konkret dan logis.
Menurut beberapa ahli yaitu:
W. Barclay: Demografi memberikan gambaran nomeril dari penduduk yang dicerminkan oleh jenis-jenis statistic tertentu.
D.
V. Glass: Demografi terbatas pada usaha untuk mempelajari pengaru
proses demografi sebagai fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk.
Namun, inti persoalan yang dipelajari dalam demografi itu sendiri semuanya hampir sama, bahwa Demografi
adalah ilmu pengetahuan yang secara kuantitatif dan kualitatif
manganalisis penduduk mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya.
Data yang diperoleh untuk keperluan demografi ini digunakan untuk
menyusun perencanaan, dengan memberi gambaran penduduk atau masa yang
akan datang dibandingkan dengan pada masa lampau. Data yang diperoleh
juga digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti: bidang
pendidikan dan bidang-bidang lain yang memerlukan data khusus demografi
ini. Data demografi tentang jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis
kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-kebijakan yang akan
diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah.
Transisi Demografi
Transisi
demografi merupakan suatu proses perubahan atau peralihan dari tingkat
kematian dan kelahiran yang tinggi sehingga menjadi tingkat kematian dan
kelahiran yang rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah:
Definisi
Angka kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.
Kegunaan dari angka kelahiran ini adalah untuk menginformasikan tentang jumlah kelahiran bermanfaat untuk perencanaan pembangunan berbagai fasilitas yang dibutuhkan khususnya pengembangan fasilitas kesehatan ibu dan anak, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Selain itu, data tentang jumlah kelahiran merupakan dasar untuk perhitungan berbagai indikator fertilitas seperti Angka Kelahiran Kasar, Angka Kelahiran Menurut Umur, Angka Fertilitas Total, Angka Reproduksi Bersih, dan Rasio Anak Wanita.
Angka ini antara lain dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan yang akan dibutuhkan oleh Ibu hamil maupun bayi-bayi yang lahir tersebut.
Cara menghitung : dengan menjumlahkan seluruh kelahiran hidup yang terjadi di suatu wilayah dalam satu tahun tertentu.
Data yang diperlukan : Jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah tertentu pada tahun tertentu.
Sumber data : Data tentang jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus penduduk, registrasi vital, atau survei-survei. Namun, jumlah kelahiran juga dapat diestimasi secara tidak langsung dengan menggunakan informasi lain seperti jumlah anak lahir hidup (children ever born) dengan menggunakan piranti lunak (software) demografi seperti mortpack-lite.
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
Kegunaan dari angka kelahiran kasar ini adalah Untuk mengetahui tingkat kelahiran yang terjadi di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu.
Cara menghitung : Angka Kelahiran Kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P).
Rumus :
CBR = 20,3
Interpretasi : Pada contoh disebutkan perhitungan CBR Indonesia menurut data susenas 2004 adalah sebesar 20, yang artinya terdapat 20 kelahiran per 1000 penduduk Indonesia pada tahun 2004.
dimana:
TFR = Total Fertility Rate
ASFRi = ASFR kelompok umur i.
i = Kelompok umur, yaitu 15-19, 20-24,...,45-49.
- Angka kelahiran
- Angka kematian
- Migrasi
Definisi
Angka kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.
Kegunaan dari angka kelahiran ini adalah untuk menginformasikan tentang jumlah kelahiran bermanfaat untuk perencanaan pembangunan berbagai fasilitas yang dibutuhkan khususnya pengembangan fasilitas kesehatan ibu dan anak, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Selain itu, data tentang jumlah kelahiran merupakan dasar untuk perhitungan berbagai indikator fertilitas seperti Angka Kelahiran Kasar, Angka Kelahiran Menurut Umur, Angka Fertilitas Total, Angka Reproduksi Bersih, dan Rasio Anak Wanita.
Angka ini antara lain dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan yang akan dibutuhkan oleh Ibu hamil maupun bayi-bayi yang lahir tersebut.
Cara menghitung : dengan menjumlahkan seluruh kelahiran hidup yang terjadi di suatu wilayah dalam satu tahun tertentu.
Data yang diperlukan : Jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah tertentu pada tahun tertentu.
Sumber data : Data tentang jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus penduduk, registrasi vital, atau survei-survei. Namun, jumlah kelahiran juga dapat diestimasi secara tidak langsung dengan menggunakan informasi lain seperti jumlah anak lahir hidup (children ever born) dengan menggunakan piranti lunak (software) demografi seperti mortpack-lite.
Keterbatasan
Dalam
perhitungan jumlah kelahiran seharusnya yang dihitung adalah semua kelahiran
hidup. Namun, seringkali terjadi kekurangan pencatatan (under-estimate) karena penduduk tidak melaporkan kelahiran bayi
yang hidup tetapi kemudian meninggal, termasuk bayi-bayi yang belum diberi
nama. Hal ini sering terjadi akibat ketidaktahuan penduduk dan orang yang
membantu proses kelahiran. Dalam prakteknya tidak semua kelahiran ditangani
oleh tenaga medis, yang dapat mengakibatkan terjadinya salah menafsirkan
kelahiran yang sebenarnya hidup sebagai kelahiran mati. Di sisi lain, salah
penafsiran dapat juga terjadi pada kelahiran mati yang dinyatakan sebagai
kelahiran hidup. Hal ini dapat menimbulkan kelebihan perkiraan (over-estimate) jumlah kelahiran.
Angka kelahiran dibagi menjadi 3, yaitu :
- Angka kelahiran kasar
- Angka kelahiran umur
- Angka fertilitas total
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
Kegunaan dari angka kelahiran kasar ini adalah Untuk mengetahui tingkat kelahiran yang terjadi di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu.
Cara menghitung : Angka Kelahiran Kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P).
Rumus :
P0 = Jumlah penduduk awal tahun
P1 = Jumlah penduduk akhir tahun
CBR= Angka Kelahiran Kasar
B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (Po + P1)/2, Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan P1 = jumlah penduduk pada akhir tahun.
Data yang Diperlukan : Jumlah kelahiran dan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun di suatu wilayah. Jika tidak dapat diketahui data
mengenai jumlah penduduk pada pertengahan tahun maka dapat digunakan
data jumlah penduduk pada tahun tertentu.
Sumber Data : Data tentang jumlah kelahiran dan jumlah
penduduk dapat diperoleh dari hasil sensus penduduk, registrasi vital,
atau survei-survei tentang fertilitas. Dari Susenas, data tentang jumlah
penduduk dapat diperoleh dari pertanyaan 3 dalam kuesioner pokok pada
Seksi II Keterangan Rumahtangga. Data tentang jumlah kelahiran hidup
dapat diestimasi secara tidak langsung dari data jumlah anak lahir hidup
dengan menggunakan piranti lunak mortpack-lite.
Contoh : Seperti dijelaskan dalam bagian Jumlah Kelahiran, jumlah kelahiran berdasarkan Susenas 2004 dapat diestimasi secara tidak langsung dengan program mortpack-lite dengan menggunakan data anak lahir hidup (children ever born).
Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 4.415.122 kelahiran
hidup. Dengan jumlah penduduk sebesar 217.072.346 maka:
CBR = 20,3
Interpretasi : Pada contoh disebutkan perhitungan CBR Indonesia menurut data susenas 2004 adalah sebesar 20, yang artinya terdapat 20 kelahiran per 1000 penduduk Indonesia pada tahun 2004.
Keterbatasan
Perhitungan CBR ini sederhana, mudah
dihitung tetapi kasar. Perhitungan ini disebut perhitungan kasar karena
yang menjadi pembagi adalah seluruh penduduk baik laki-laki maupun
perempuan seluruh usia termasuk yang bukan perempuan usia reproduksi
(15-49 tahun).
Angka kelahiran umur
Definisi
Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok
umur tertentu antara 15-49 tahun.
Kegunaan angka kelahiran umur (ASFR) ini adalah memperhitungkan perbedaan fertilitas dari perempuan yang terpapar untuk
melahirkan yaitu perempuan usia subur dengan memperhatikan karakteristik
kelompok umurnya. Secara alamiah potensi (fekunditas) perempuan untuk
melahirkan berbeda menurut umur, dan menjadi steril setelah menopause atau usia
49 tahun. Secara sosial ada kecenderungan bahwa saat ini perempuan ingin
membatasi jumlah anak setelah umur 35 tahun. Pengetahuan mengenai ASFR akan
berguna untuk pelaksanaan program KB dan peningkatan pelayanan kesehatan Ibu
dan Anak.
Indikator ASFR merupakan data dasar
untuk mengembangkan proyeksi penduduk, untuk mengetahui jumlah penduduk menurut
umur dan jenis kelamin dimasa yang akan datang. Hasil proyeksi penduduk
merupakan basis data untuk perencanaan pembangunan manusia di tahun-tahun
mendatang.
Cara menghitung : Membagi jumlah kelahiran yang
terjadi pada perempuan pada kelompok umur tertentu (i), dengan jumlah perempuan
kelompok umur tersebut kemudian dikalikan dengan konstanta k (1000).
Rumus :
dimana :
ASFRi = Age Specific
Fertility Rate untuk perempuan pada kelompok umur i, i = 1 untuk umur 15-19 tahun, yakni:
i = 2 untuk umur 20-24 tahun,
i = 3 untuk umur 25-29 tahun,
i = 4 untuk umur 30-34 tahun,
i = 5 untuk umur 35-9 tahun,
i = 6 untuk umur 40-44 tahun,
i = 7 untuk umur 45-49 tahun.
Bi = Jumlah
kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i.
Pif =
Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i.
Data yang Diperlukan : Untuk dapat melakukan perhitungan
ASFR, data yang diperlukan adalah data tentang banyaknya bayi yang
lahir dari ibu menurut umur tertentu misalnya Ibu usia 20-24 tahun pada
suatu daerah dan
suatu tahun tertentu dan banyaknya Ibu pada umur tersebut (20-24 tahun) pada
daerah dan tahun yang sama.
Sumber Data :
Perhitungan Secara Langsung (direct method)
Selama ini perhitungan secara
langsung untuk ASFR dilakukan dengan menggunakan data ‘riwayat kelahiran’ yang
dikumpulkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). SDKI yang
terakhir dilaksanakan tahun 2002/3. Sayangnya, jumlah sampel SDKI tidak
memungkinkan kita menghitung ASFR untuk tingkat kabupaten/kota. Sehingga
ASFR di tingkat kabupaten atau kota dihitung secara tidak langsung dari
Susenas yang dilaksanakan tiap-tiap tahun.
Perhitungan tidak langsung (indirect method)
Selama ini hasil perhitungan ASFR
dan TFR yang dipublikasikan secara luas oleh BPS adalah hasil perhitungan
secara tidak langsung yang dilakukan dari data Sensus Penduduk dengan
menggunakan program EastWestPop berdasarkan metode ‘anak kandung ’ atau
anak-anak yang tercatat dari daftar anggota rumah tangga.
Selain itu, ASFR juga dapat diperkirakan
dari data Susenas pada pertanyaan 3 dalam kuesioner pokok pada Seksi II
Keterangan Rumahtangga. Jumlah kelahiran hidup dan ASFR dapat diestimasi
menggunakan piranti lunak mortpack-lite.
Untuk memperoleh data ASFR dan jumlah kelahiran yang
akurat, diperlukan penggabungan informasi dari beberapa Susenas yang digabung
dan hasilnya dirata-ratakan.
Catatan: Dalam Web ini telah tersedia data ASFR menurut Kabupaten dan Kota yang dihitung dari data Susenas 2003 dan 2004.
Contoh : Pada
Tabel 1 disajikan contoh perhitungan Angka Kelahiran Menurut Umur (ASFR) untuk Indonesia berdasarkan data Susenas 1999 dan
2004.
Tabel 1. Jumlah Perempuan,
Jumlah Kelahiran, dan Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (ASFR),
Indonesia, Susenas 1999 dan 2004.
|
|||
Kelompok Umur
(1)
|
Jumlah perempuan*
(2)
|
Jumlah
kelahiran*
(3)
|
Angka
Kelahiran Menurut Umur (ASFR)
(4) = [(3)
: (2)] x 1000
|
15-19
|
9.794.093
|
381.970
|
39
|
20-24
|
10.110.367
|
1.364.900
|
135
|
25-29
|
9.601.442
|
1.324.999
|
138
|
30-34
|
9.132.513
|
913.251
|
100
|
35-39
|
8.587.142
|
352.073
|
41
|
40-44
|
7.459.538
|
89.514
|
12
|
45-49
|
5.870.372
|
29.352
|
5
|
*
)Angka ini merupakan angka rata-rata untuk tahun 1999 dan 2004.
|
Intepretasi : Dari Tabel 1 terlihat bahwa pola
ASFR mengikuti huruf U terbalik, rendah pada kelompok umur 15-19 tahun dan umur
40-49 tahun, dan tinggi pada perempuan kelompok umur 20-34 tahun, dengan
puncaknya pada perempuan kelompok umur 25-29 tahun, yaitu sebesar 138. Hal ini
berarti dari 1000 perempuan yang berusia antara 25-29 tahun terdapat 138
kelahiran hidup pada tahun 1999 dan 2004.
Puncak
ASFR yang terletak pada kelompok umur 25-29 tahun dapat mengindikasikan bahwa
kelahiran pada tahun 1999 dan 2004 paling banyak dikontribusi oleh perempuan
pada kelompok umur 25-29 tahun. Hal ini juga dapat berarti bahwa anjuran
pemerintah untuk "tidak melahirkan pada usia yang terlalu muda" sudah
mencapai sasaran secara nasional. Fenomena ini bisa juga dikaitkan lebih jauh
dengan suksesnya program wajib belajar sembilan tahun yang menyebabkan semakin
banyaknya perempuan muda yang bersekolah lebih tinggi, dan semakin terbukanya
kesempatan bagi perempuan di pasar kerja. Pada akhirnya, hal ini akan membuat
banyak perempuan menunda untuk menikah dan melahirkan karena pada umumnya
mereka yang menikah dan melahirkan pada usia muda secara fisik dan emosional
sebetulnya belum matang.
Keterbatasan
Sering terjadi kesalahan pelaporan
umur Ibu, maupun jumlah anak lahir hidup. Umumnya terjadi kekurangan pelaporan
pada bayi-bayi yang lahir hidup kemudian meninggal pada waktu masih bayi. Ini
umumnya terjadi di kalangan perempuan yang berpendidikan rendah dan tinggal di
wilayah perdesaan. Hal ini dapat mengurangi tingkat akurasi estimasi ASFR.
Angka fertilitas total
Definisi
Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah
rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia suburnya.
Kegunaan dari angka fertilitas total (TFR) ini, yaitu merupakan gambaran mengenai rata-rata jumlah anak
yang dilahirkan seorang perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan
angka TFR antar negara atau antar daerah dapat menunjukkan keberhasilan daerah
dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonominya. Angka TFR yang tinggi dapat
merupakan cerminan rata-rata usia kawin yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah terutama
perempuannya, tingkat sosial ekonomi rendah atau tingkat kemiskinan yang
tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan tingkat keberhasilan program KB yang
dilaksanakan selama tiga dekade ini.
Diketahunya TFR untuk suatu daerah akan membantu para
perencana program pembangunan untuk meningkatkan rata-rata usia kawin,
meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan Ibu
hamil dan perawatan anak, serta untuk mengembangkan program penurunan tingkat
Cara Menghitung : Menjumlahkan ASFR seluruh kelompok
umur pada tahun tertentu dan wilayah tertentu, kemudian dikalikan dengan lima. Pengalian dengan
bilangan lima dilakukan karena pengelompokan
umur lima
tahunan, dan diasumsikan bahwa setiap 1000 orang perempuan pada kelompok umur
yang sama secara rata-rata akan mempunyai jumlah anak yang sama.
Rumus :
dimana:
TFR = Total Fertility Rate
ASFRi = ASFR kelompok umur i.
i = Kelompok umur, yaitu 15-19, 20-24,...,45-49.
Contoh : Perhitungan TFR berdasarkan data pada Tabel 1 tentang ASFR menghasilkan TFR 2,35, dari perhitungan
sbb:
TFR
= 5 x (39 + 135 + 138 + 100 + 41 + 12 + 5) = 2,35.
Intepretasi : TFR sebesar 2,35 berarti bahwa secara rata-rata wanita Indonesia mempunyai 2 atau 3 anak selama masa
usia suburnya (usia 15-49 tahun).
Replacement Level
(Tingkat Penggantian Manusia)
Jika dibandingkan dengan tahun 1967-1970 dimana TFR
Indonesia adalah sebesar 5,6 maka tampak bahwa rata-rata jumlah anak yang
dipunyai oleh ibu-ibu di Indonesia sudah menurun drastis. Tetapi jumlah ini
masih terlalu tinggi untuk dapat mencapai penduduk tumbuh seimbang. Penduduk Indonesia akan mencapai tingkat penggantian
manusia (replacement level) apabila TFR turun mencapai 2,1 pada tahun
2015. Pada saat 'tingkat penggantian manusia’ ini seorang Ibu akan digantikan
oleh seorang anak perempuan untuk meneruskan keturunan tetapi tidak menghasilkan
pertambahan penduduk yang tinggi yang tidak terkendali.
Untuk pencapai tingkat
penggantian manusia tersebut nampaknya program KB atau pemakaian kontrasepsi
masih harus terus digalakkan. Pelaksanaan program KB tersebut harus disertai
peningkatan kualitas pelayanan dan berorientasi kepada pelayanan kebutuhan dan
keluhan klien dan tidak hanya mengejar target semata.
Keterbatasan
Sama dengan keterbatasan ASFR.
Angka kematian
Pada dasarnya angka kematian terdapat 5 macam, yaitu :
- Angka kematian bayi
- Angka kematian anak
- Angka kematian balita
- Angka kematian ibu
- Angka kematian kasar
Namun, kali ini saya hanya akan menjelaskan angka kematian kasar. Karena angka kematian tersebut mencakup dari keempat macam itu juga.
Angka Kematian Kasar
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Kegunaan dari Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.
Definisi
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.
Angka Kematian Kasar
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Kegunaan dari Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.
Definisi
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.
Rumus :
dimana
CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Catatan2: dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.
Contoh : Angka Kelahiran Kasar di beberapa propinsi dan kabupaten di Indonesia.terdapat dalam Tabel 1.
Migrasi
SUMBER :
http://www.datastatistik-indonesia.com
http://hikmatullah036.wordpress.com/2009/04/04/demografi/
dimana
CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Catatan2: dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.
Contoh : Angka Kelahiran Kasar di beberapa propinsi dan kabupaten di Indonesia.terdapat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Angka Kelahiran Kasar menurut Propinsi dan
Kabupaten, 2004
|
|||
Propinsi/Kabupaten
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Total
|
Sumatera Selatan
|
6,02
|
4,63
|
5,32
|
Kab. OKI
|
6,72
|
4,92
|
6,08
|
Kota Palembang
|
4,65
|
5,02
|
4,22
|
Jawa Barat
|
7,55
|
5,78
|
6,67
|
Kab. Kuningan
|
10,81
|
10,86
|
9,62
|
Kota Bandung
|
4,97
|
3,50
|
4,23
|
NTT
|
8,20
|
6,26
|
7,23
|
Kab. Flores Timur
|
6,83
|
5,58
|
6,16
|
Kab. Timor
Tengah Utara
|
7,03
|
4,95
|
5,99
|
Sumber data: Indikator untuk propinsi diambil dari
SUSENAS 2004. Karena sampel yang terlalu kecil perhitungan untuk tingkat
kabupaten dilakukan melalui rata-rata dari penggabungan antara Susenas 2003
dan 2004 (Badan Pusat Statistik dan UNFPA, 2005)
|
Migrasi
Migrasi
merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi dalam demografi
suatu wilayah, migrasi sendiri berarti perpindahan penduduk yang
dilakukan dari suatu daerah kedaerah lain.
Kegiatan migrasi dapat dibedakan, yaitu internal dan eksternal migration
-
Internal migrasi, perpindahan penduduk dalam suatu wilayah Negara
-
Eksternal migrasi, perpindahan penduduk antar Negara.
Apabila immigration lebih besar dari pada out migrasi, maka akan tejadi pertambahan penduduk dan begitu pula jika sebaliknya.
Factor-faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan migrasi penduduk:
-
Ekonomi
-
Social budaya
-
Politik
-
Keagamaan
-
Kepadatan
-
Geografis yang lain
SUMBER :
http://www.datastatistik-indonesia.com
http://hikmatullah036.wordpress.com/2009/04/04/demografi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar